Jumat, 19 Februari 2016

INSPIRASI KEHIDUPAN


Kisah Sang Tikus


Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”
Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”
Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”
Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.
Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.
Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.
Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.
Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,
Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.


Lingkaran Waktu Yang Tiada Berujung


Betapa hebatnya waktu mengatur kita.
Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas.
Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata.
Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang,semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam.
Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan.
Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri karena kita tegakkan kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu.
Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.


Bersikap Apa Adanya

Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat, atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan.
Bersikaplah apa adanya. Bila kita kesulitan, jangan tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain.
Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama, yaitu keakraban di antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam kejujuran dan terus terang.
Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya. Mengapa ? Karena ada detak kehidupan alam disana.
Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Kita bisa memilih untuk hidup apa adanya, dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau, hidup berpura-pura dalam dunia ilusi.

Keberhasilan adalah Buah Kesabaran

Jangan terkecoh dengankeberhasilan seseorang. Dibalik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan, keringat dan kepayahan.
Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila kita terpesona pada kenyamanan yang siberikan oleh kesuksesan, kita bisa lupa dari keharusan untuk berupaya.
Namun, bila kita terkagum pada ketegaran seseorang dalam berusaha, maka kita telah menyerap sebuah energi kekuatan, keberanian dan kesabaran.
Pohon besar mampu menahan terjangan badai karana memiliki batang dan akar yang kokoh. Belasan tahun diperlukan untuk menunbuhkan dan melatih kekuatan.
Bulan demi bulan, hujan menguatkan jaringan kayunya.
Tahun demi tahun, pohon-pohon besar lain melindungi dari terpaan hujan.
Tak ada hitungan malam untuk mencetak sebongkah batang yang tegar.
Tak ada hitungan siang untuk menumbuhkan akar yang kekar mencengkeram bumi.
Hanya dengan kesabaran kita bisa meraih keberhasilan.
Tumbuhkanlah kesabaran bukan sekedar kecepatan meraih sukses.

Kisah Kakek Penjual Amplop

Kisah nyata ini ditulis oleh seorang dosen ITB bernama Rinaldi Munir mengenai seorang kakek yang tidak gentar berjuang untuk hidup dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di Masjid Salman ITB. Jaman sekarang amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan, tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya dan pulang dengan tangan hampa. Mari kita simak kisah “Kakek Penjual Amplop di ITB”.
Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.
Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.
Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.
Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.
Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.
Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.
Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.
Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.
Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.
Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.
Mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini. Tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata.
Mari kita bersedekah lebih banyak kepada orang-orang yang diberikan kemampuan ekonomi lemah. Allah akan membalas setiap sedekah kita, amiin.

Teruslah Berkarya

Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan kita. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti.
Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.
Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah.
Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari kita.
Air yang tak bergerak lebih cepat busuk.
Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat.
Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat.
Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu.
Alam telah mengajarkan ini: Jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.

 

MOTIVASI DAN INSPIRASI 28 04 2015

Sejak kecil, setiap orang yang pernah sekolah, sudah diajarkan untuk mengikuti ujian kalau mau naik kelas. Bila tidak mau ikut ujian berarti tidak naik kelas. Setiap murid wajib mengikuti berbagai pelajaran yang disukai maupun yang tidak disukai. Setelah tamat sekolah dan masuk ke dalam kehidupan dewasa, orang-orang takut sama ujian kehidupan, cemas sama test kehidupan, sehingga tidak pernah naik ke kelas kehidupan yang lebih tinggi. Banyak orang tetap hidup mengeluh tanpa pernah mau belajar dan berjuang agar bisa naik ke kelas kehidupan yang lebih tinggi.~Djajendra
Masa sulit itu guru yang paling pintar dan hebat untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman yang tak pernah dibaca dibuku manapun, tak pernah diajarkan di sekolah manapun, dan tak pernah tahu kalau tidak mengalaminya sendiri.~Djajendra
“The period of greatest gain in knowledge and experience is the most difficult period in one’s life.”~Dalai Lama (“Periode untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terbaik adalah di masa paling sulit dalam kehidupan seseorang.”~ Dalai Lama)
Harta dan kekayaan fisik berada di luar diri. Bebaskan diri dari rasa memiliki harta yang banyak, dan menyederhanakan gaya hidup. Biarlah harta dan kekayaan fisik tumbuh berkembang. Fokuskan pada diri terdalam, optimalkan harta dan kekayaan non fisik dari dalam diri, untuk membuat hidup lebih kaya tanpa bergantung pada harta dan kekayaan fisik dari luar diri.~Djajendra
Dalam membangun persahabatan yang baik ada aturan mendasar, yaitu: saling menghormati, saling membantu, saling peduli, saling memahami perbedaan, saling menjaga rahasia. Selain itu, tidak terlalu menasihati, tidak ikut yang bukan urusannya, dan tidak percaya kepada siapapun yang mencoba mengadudomba hubungan baik kalian.~Djajendra
Semakin banyak dan tinggi gelar pendidikan formal, menjadikan dirinya semakin sedikit gelar pendidikan dari kehidupan nyata. Kehidupan nyata adalah tempat pendidikan yang melebihi pendidikan formal. Sayangnya, semakin tinggi gelar formal, semakin dirinya terjebak di ruang konsep dan teori, dan semakin jauh dari alam bebas yang sangat kreatif.~Djajendra
Masalah hidup. Siapa yang tidak punya masalah hidup? Semua orang selalu harus berhadapan dengan masalah hidup. Selama bersikap rendah hati, ikhlas, menangkap pesan baik dari setiap masalah, tetap semangat untuk melalui semua peristiwa buruk, tetap bersyukur dan memperbaiki yang perlu diperbaiki. Maka, masalah hidup hanya akan menjadi pengalaman indah di sepanjang perjalanan hidup. Orang yang tidak pernah keluar dari masalah hidup, adalah orang yang terjebak dan terperangkap sangat dalam di masalah tersebut. Hati-hati, jangan terjebak, teruslah bergerak, tinggalkan pahit, temukan manis.~Djajendra
Kata-kata memiliki kekuatan, bahasa memiliki kekuatan. Pilihlah kata-kata yang membuat hidupmu lebih baik, jangan pilih kata-kata yang tumbuh untuk melawan hidupmu. Setiap kata memiliki makna dan energi, jadi pahami betul makna dan energi dari kata yang kamu ucapkan. Jangan asal ikut kata-kata orang lain, berhati-hatilah dalam menggunakan kata-kata.~Djajendra
Ketekunan akan membantu hidupmu. Seburuk apapun situasi hari ini, bila dirimu menghadapinya dengan tenang dan sabar, lalu menekuni jalan yang dipilih dengan sepenuh hati. Maka, kau dapat membangun kembali semua yang pernah hilang sebelumnya. Ketekunan, ketegasan, keberanian, kesabaran, adalah kunci untuk bangkit kembali.~Djajendra

10 Inspirasi Usaha Pebisnis Muda Dengan Modal Dengkul

Banyak orang yang ingin sukses namun mereka takut untuk memulai usaha mereka sendiri, padahal mereka sadar bahwa bekerja pada orang lain tidak akan pernah membuat mereka sukses. Bahkan kuliah sampai sarjana atau S3-pun tak lantas menjamin orang sukses, namun dengan keberanian dan tekat, orang yang tidak lulus kuliahpun bahkan berhasil menjadi sukses sebagai orang kaya kelas dunia, sebut saja diantaranya adalah Bill Gates dan Marc Zuckerberg.
Mereka menjadi miliuner bukan karena gelar pendidikan namun karena tekat untuk mencoba sebuah usaha, bahkan usaha dengan modal dengkulpun bisa menjadi sukses. Ingin menjadi mereka saat ini memanglah hanya mimpi bagi Anda, namun bukanlah sebuah kesuksesan dimulai dari sebuah mimpi? Oleh sebab itu jangan takut untuk bermimpi. Namun alangkah baiknya jika mimpi besar Anda tersebut disertai dengan usaha dan usaha Anda bisa dimulai dari beberapa tips inspirasi usaha berikut ini.
  1. Kamu Suka, Lakukan!
Tips inspirasi usaha yang pertama adalah melakukan apa yang Anda sukai dan cintai. Sebuah bisnis akan cepat berkembang jika Anda mencintai dan menyukainya sehingga Anda akan benar-benar fokus dalam menjalankannya.
  1. Tahu Yang Kamu Mau
Yakinkan diri Anda bahwa Anda benar-benar ingin serius untuk menjalankan bisnis. Anda siap untuk putus sekolah atau berhenti kuliah jika usaha Anda berkembang pesat? Mengetahui keinginan utama Anda akan membantu menentukan prioritas di hidup Anda.
  1. Nekat !
Nekat adalah modal utama. Jika Anda punya ide usaha yang orisinil, segar, dan berpotensi, jangan tunggu lagi, langsung kerjakan walaupun artinya andalah yang pertama kali yang menjalankannya.
  1. Selalu Dalam Garis Legal
Jangan pernah menyepelekan aturan legal (hukum) y ang berlaku, bisa-bisa usaha yang mulai sukses langsung dibredel karena tak berijin. Selalu ikuti prosedur yang berlaku seperti mendaftarkan usaha, mencari ijin dan NPWP, pencatatan yang rapi dan bahkan ijin paling sederhana, HO.
  1. Time
Tips inspirasi usaha yang kelima adalah waktu. Waktu adalah elemen penting. Jika tidak bisa mengatur waktu maka melakukan usaha sambil kuliah akan menjadi berat sebelah dan bisa-bisa salah satunya akan hancur. Atur waktu sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan.
  1. Cari Gratisan
Tips inspirasi usaha yang keenam adalah gratisa. Jika ada fasilitas gratisan seperti internet kampus, manfaatkanlah, termasuk minta saran kepada dosen.
  1. Ikuti Jejak Orang Sukses
Mengekor orang sukses maka Anda akan sukses. Oleh sebab itu cari kenalan orang sukses dan belajarlah dari mereka.
  1. Internet
Internet adalah cara cepat terhubung dengan jutaan orang. Manfaatkan sebaik mungkin untuk mengembangkan usaha Anda.
  1. Jangan Lupakan Diri Sendiri
Walau Anda sibuk dengan usaha Anda yang mulai menanjak, jangan lupakan diri Anda. Ambil waktu dan bersantailah dan rilex.
  1. Mental Baja
Mental baja adalah tips inspirasi usaha yang yang terakhir. Usaha tidak selalu sukses, namun hanya orang dengan mental baja akan sukses. Kuatkan mental Anda dan terus maju.



Kisah ini daiambil di www.con inspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar