Beristirahatlah
Ketika waktu bekerja selesai, si pemuda menyadari
suatu hal yang mengejutkan. Hasil kayu yang ditebang pria paruh baya jauh lebih
banyak dari yang ia tebang.
Kemudian, si pemuda tersebut bertanya kepada pria
tersebut untuk belajar darinya.
Lalu, si pria paruh baya itu menjawab, “Istirahat juga
merupakan sebuah pekerjaan. Selain bisa memberikan pasokan tenaga yang cukup
bagi tubuh, istirahat juga bisa mengasah energi yang kita miliki.”
“Bekerja dan belajar dengan gigih memang bagus, akan
tetapi alangkah lebih baik lagi jika disesuaikan dengan beristirahat. Tubuh
kita juga memiliki batas dan kemampuan tertentu ketika digunakan. Ketika batas
tersebut sudah hampir terlampaui, beristirahatlah. Itu adalah cara yang paling
baik untuk membuat tubuh kembali bertenaga.”
Ketika manusia bekerja dengan tubuh yang kuat dan
segar, maka hasil yang baik akan tercapai karena dikerjakan dengan lebih
semangat. Sebaliknya, jika pekerjaan terus menerus dilakukan tanpa ada waktu
beristirahat, maka tubuh tidak akan mampu menahan rasa lelah dan letih, dan
bisa menyebabkan pekerjaan yang sedang dikerjakan berantakan. Jadi,
beristirahatlah.
Kim Tan sedang mengemudikan
mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan
yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang.Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “BABI!”. Mendengar suara ini Kim Tan menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang BABI!”
Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.
Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian kita, juga membuat orang lain terhina.
Think Big!
T – berati “talent” (bakat)
dan “time” (waktu). Keduanya adalah hadiah dari Sang Pencipta.
H – adalah “hope”, harapan untuk hal-hal yang baik dan jujur.
I – adalah “insight”, wawasan yang diperoleh dari orang lain atau bacaan yang bermutu.
N – adalah “nice to all people”, berbuat baiklah pada semua orang.
K – adalah “knowledge” (ilmu pengetahuan), itu adalah kunci kehidupan.
H – adalah “hope”, harapan untuk hal-hal yang baik dan jujur.
I – adalah “insight”, wawasan yang diperoleh dari orang lain atau bacaan yang bermutu.
N – adalah “nice to all people”, berbuat baiklah pada semua orang.
K – adalah “knowledge” (ilmu pengetahuan), itu adalah kunci kehidupan.
B – adalah “book” (buku),
bacalah buku sebanyak-banyaknya.
I – “in-dept”, belajar dan perdalamlah keterampilan.
G – adalah “God”, Tuhan. Jangan lupa pada Sang Mahakuasa.
I – “in-dept”, belajar dan perdalamlah keterampilan.
G – adalah “God”, Tuhan. Jangan lupa pada Sang Mahakuasa.
P57 Hoodia : Bagaimana Anda Bisa Menurunkan Berat
Badan 7-8 kg dalam satu minggu dan Tidak Merasa Lapar! www.p57-hoodia.org
Mencari yang
Sempurna
Ada seorang pemuda yang telah sampai usia saat ia
merasa harus mencari pasangan hidup. Jadi ia mencari-cari gadis sempurna di
seluruh negeri untuk dinikahi. Setelah berhari-hari, berminggu-minggu mencari,
ia bertemu dengan gadis yang sangat cantik-jenis gadis yang bisa menghiasi
sampul majalah perempuan bahkan tanpa make-up atau kosmetik!
Namun, meski dia kelihatan sempurna, pemuda itu tak
bisa menikahinya. Sebab gadis itu tidak bisa masak! Jadi pemuda itu pun pergi.
Gadis ini tak cukup sempurna baginya.
Lalu ia mencari lagi, selama berminggu-minggu,
berbulan-bulan, dan akhirnya ia menemukan gadis yang bahkan lebih cantik lagi,
dan kali ini masakan gadis itu luar biasa lezat-lebih baik dari yang bisa Anda
dapatkah di restoran terbaik di negeri ini, bahkan lebih baik dari yang bisa
Anda dapatkan dari restoran keluarga. Gadis ini bahkan menjalankan usaha
restorannya sendiri! Wow hebat sekali bukan.
Namun pemuda ini tak bisa menikahinya pula. Sebab
kekurangan gadis itu adalah dia bodoh. Dia tak bisa menjalin percakapan sama
sekali, sama sekali tidak cerdas. Dia belum menamatkan pendidikan, segala yang
ia tahu cuma memasak! Jadi pemuda itu pun pergi. Gadis ini tak cukup sempurna
baginya.
Maka ia mencari selama berminggu-minggu,
berbulan-bulan, hingga ia akhirnya menemukan gadis yang satu ini! Ia begitu
cantik, masakannya melebihi restoran bintang lima, bahkan ia punya tiga restoran
sendiri: ala Korea, ala Jepang dan ala Italia. Dan ia begitu cerdas, ia punya
dua gelar doktor, pengetahuannya begitu luas, bisa menjalin percakapan begitu
hebat, begitu baik, begitu perhatian. Ia sempurna!
Tapi, pemuda ini tak bisa menikahinya. Sebab gadis ini
mencari pria yang sempurna!
Filosofi
Matematika
Pernah nggak Anda berpikir…
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
Hikmahnya adalah:
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH
1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR
adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
+ x + = +
Rumus matematikanya :
+ x + = +
2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau
sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan
yang SALAH.
Rumus matematikanya :
+ x – = –
– x + = –
Rumus matematikanya :
+ x – = –
– x + = –
3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah
suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
– x – = +
Rumus matematikanya :
– x – = +
Pelajaran matematika ternyata sarat makna, yang bisa
kita ambil sebagai pelajaran hidup.
Kisah Pendiri
WhatsApp
jan Koum, pendiri WhatsApp,
lahir dan besar di Ukraina dari keluarga yang relatif miskin. Saat usia 16
tahun, ia nekat pindah ke Amerika, demi mengejar apa yang kita kenal sebagai
“American Dream”.
Pada usia 17 tahun, ia hanya bisa makan dari jatah
pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan
tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih-bersih
supermarket. “Hidup begitu pahit”, Koum membatin.
Hidupnya kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker.
Mereka bertahan hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya. Koum lalu kuliah
di San Jose University. Tapi kemudian ia memilih drop out, karena lebih suka
belajar programming secara autodidak.
Karena keahliannya sebagai programmer, Jan Koum
diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo!. Ia bekerja di sana selama 10 tahun. Di
tempat itu pula, ia berteman akrab dengan Brian Acton.
Keduanya membuat aplikasi WhatsApp tahun 2009, setelah
resign dari Yahoo!. Keduanya sempat melamar ke Facebook
yang tengah menanjak popularitasnya saat itu, namun diitolak. Facebook mungkin
kini sangat menyesal pernah menolak lamaran mereka.
Setelah WhatsApp resmi dibeli Facebook dengan harga 19
miliar dollar AS (sekitar Rp 224 triliun) beberapa hari lalu, Jan Koum
melakukan ritual yang mengharukan. Ia datang ke tempat dimana ia dulu, saat
umur 17 tahun, setiap pagi antre untuk mendapatkan jatah makanan dari
pemerintah. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antre.
Mengenang saat-saat sulit, dimana bahkan untuk makan saja ia tidak punya uang..
Pelan2, air matanya meleleh. Ia tidak pernah menyangka perusahaannya dibeli
dengan nilai setinggi itu.
Ia lalu mengenang ibunya yg sudah meninggal karena
kanker. Ibunya yang rela menjahit baju buat dia demi menghemat. “Tak ada uang,
Nak…”. Jan Koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita
bahagia ini kepada ibunya.
Rezeki datang dari arah dan bentuk yang tidak terduga.
Remaja miskin yg dulu dapat jatah makan itu kini jadi Triliuner
Penjara Pikiran
Penemu sikat gigi modern adalah orang Inggris bernama William Addis. Dia
memakai tulang yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu
binatang, serta mengelemnya menjadi satu.
William pun menjadi jutawan setelah idenya
dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon dan diproduksi oleh perusahaan
Amerika bernama ‘Du Pont’ pada tahun 1938.
Tahukah Anda, bahwa saat William Addis menemukan
konsep sikat gigi, ia sedang mendekam di penjara? Tubuhnya di penjara, tapi
pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak orang yang tidak di penjara,
tetapi seringkali memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
Sang Pencipta memberikan kita potensi untuk
dikembangkan, secara positif dan semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan
keadaan apapun memenjarakan pikiran kita.
Mulailah memikirkan sebuah kemenangan daripada sebuah
kekalahan.
Filosofi
Hedgehog
Hari itu, adalah musim salju yang paling ekstrim di
Kanada. Banyak binatang yang mati akibat rasa dingin yang teramat sangat.
Di suatu daerah, tinggal sekelompok Hedgehog (sejenis
landak). Mereka memutuskan untuk tinggal secara berkelompok di dalam sebuah
gua, agar tetap hangat. Mereka mendekatkan diri satu sama lain. Namun ketika
mulai berdekatan, duri-duri mereka melukai teman-teman terdekat mereka.
Setelah beberapa saat, mereka pun memutuskan untuk
menjaga jarak satu sama lainnya. Akibatnya, mereka mulai merasakan dingin yang
membeku, dan akhirnya terancam mati. Jadi mereka harus memutuskan: menerima
duri-duri temannya, atau mati!
Secara bijaksana, mereka memutuskan untuk kembali
bersatu. Mereka pun belajar untuk hidup dengan luka-luka kecil akibat jarak
yang sangat dekat dengan sahabat-sahabatnya supaya dapat merasakan kehangatan.
Cara inilah yang membuat mereka akhirnya selamat dan bisa bertahan hidup.
Pesan cerita ini:
Hubungan yang terbaik dalam hidup ini bukanlah hubungan yang membawa orang-orang yang sempurna dalam kelompok. Tetapi ketika semua individu belajar hidup dengan ketidaksempurnaan orang lain, serta mampu “mengapresiasi” semua kehangatan yang diberikan oleh teman-temannya.
Hubungan yang terbaik dalam hidup ini bukanlah hubungan yang membawa orang-orang yang sempurna dalam kelompok. Tetapi ketika semua individu belajar hidup dengan ketidaksempurnaan orang lain, serta mampu “mengapresiasi” semua kehangatan yang diberikan oleh teman-temannya.
Hal inilah yang membuat hidup kita menjadi lebih
“hidup” (bermakna) & “mampu bertahan” dalam situasi atau lingkungan yang
ekstrim sekalipun.
Alkisah, seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari.
Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan
dan tidak merapikannya.Nah ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.
Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.
Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya.
Ia pun membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..
Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri.
Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari..
Mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin kita alami.
Alkisah, ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong mengarah ke hamparan air telaga. Dia sudah berkelana mendatangi berbagai tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya. Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah kesunyian.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Di depan sana ada sebuah taman. Pergilah ke sana dan tangkaplah seekor kupu-kupu. Setelah itu aku akan menjawab pertanyaanmu,” kata si kakek. Meski merasa ragu, anak muda itu pergi juga ke arah yang ditunjuk. Tiba di sana, dia takjub melihat taman yang indah dengan pohon dan bunga yang bermekaran serta kupu-kupu yang beterbangan di sana.
Dari kejauhan di kakek melihat si pemuda mengendap-endap menuju sasarannya. Hap! Sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu ke arah lain. Hap! Lagi-lagi gagal. Dia berlari tak beraturan, menerjang rerumputan, tanaman bunga, semak. Tapi, tak satu pun kupu-kupu berhasil ditangkapnya.
Si kakek mendekat dan menghentikan si pemuda. ”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Sibuk berlari ke sana kemari, menabrak tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang kamu rusak?”
Si kakek dengan tegas dan melanjutkan, ”Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak perlu kau tangkap fisik kupu-kupu itu, biarkan dia memenuhi alam semesta ini sesuai fungsinya. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan simpan baik-baik di dalam hatimu.
Demikian pula dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat digenggam dan disimpan di suatu tempat. Ia tidak ke mana-mana, tapi ada dimana-mana. Peliharalah sebaik-baiknya, munculkan setiap saat dengan rasa syukur maka tanpa kau sadari kebahagiaan itu akan sering datang sendiri. Apakah kamu mengerti?”
Si pemuda terpana dan tiba-tiba wajahnya tampak senang. ”Terima kasih pak Tua. Sungguh pelajaran yang sangat berharga. Aku akan pulang dan membawa kebahagiaan ini di hatiku..”
Kakek itu mengangkat tangannya. Tak lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.
Setiap manusia menginginkan kebahagiaan. Tetapi sering kali mereka begitu sibuk mencarinya, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sesungguhnya tidak kemana-mana tetapi justru ada di mana-mana. Kebahagiaan bisa hadir di setiap tempat, di semua rasa, dan tentunya setiap hati yang selalu mensyukuri.
Kasih Ibu Tak Batas Waktu
Seorang anak bertengkar dengan ibunya &
meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak
membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok
bakmi karena lapar.
Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di
depan kedainya, lalu bertanya”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?”
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai
berlinang.”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.”Tidak apa-apa, aku hanya
terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku
sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang
baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak, mengapa kau berpikir
begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu
terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya
kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal tersebut.”Mengapa aku
tidak berpikir tentang hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku
begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama
bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia
menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia
melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat
pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk,
aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan
tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada
orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun
kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita,
kita sering melupakannya begitu saja.
Nelayan Yang
Puas
Usahawan kaya dari kota terkejut menjumpai nelayan di
pantai sedang berbaring bermalas-malasan di samping perahunya, sambil mengisap
rokok.
‘Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?’ tanya
usahawan itu.
‘Karena ikan yang kutangkap telah menghasilkan cukup
uang untuk makan hari ini,’ jawab nelayan.
‘Mengapa tidak kau tangkap lebih banyak lagi daripada
yang kau perlukan?’ tanya usahawan.
‘Untuk apa?’ nelayan balas bertanya.
‘Engkau dapat mengumpulkan uang lebih banyak,’ jawabnya.
‘Dengan uang itu engkau dapat membeli motor tempel, sehingga engkau dapat
melaut lebih jauh dan menangkap ikan lebih banyak. Kemudian engkau mempunyai
cukup banyak uang untuk membeli pukat nilon. Itu akan menghasilkan ikan lebih
banyak lagi, jadi juga uang lebih banyak lagi. Nah, segera uangmu cukup untuk
membeli dua kapal … bahkan mungkin sejumlah kapal. Lalu kau pun akan menjadi
kaya seperti aku.’
‘Selanjutnya aku mesti berbuat apa?’ tanya si nelayan.
‘Selanjutnya kau bisa beristirahat dan menikmati
hidup,’ kata si usahawan.
‘enurut pendapatmu, sekarang Ini aku sedang berbuat
apa?’ kata si nelayan puas.
Lebih bijaksana menjaga kemampuan untuk menikmati
hidup seutuhnya daripada memupuk uang.
Kisah Si
Tukang Gorengan
Alkisah ada seorang penjual gorengan yang selalu
menyisakan buntut singkong goreng yang tak terjual. Dia selalu memberikan sisa
gorengan tersebut pada seorang bocah yang sering main di tempatnya mangkal.
Tanpa terasa, sudah lebih dari 20 tahun dia menjalani
usahnya itu. Namun tidak ada perubahan yang berarti; usahanya tetap begitu2
saja.
Suatu hari, datang seorang pria membawa mobil mewah,
lalu berhenti di depan gerobak gorengannya. Pria itu bertanya, “Ada gorengan
buntut singkong, Pak?”
Si tukang gorengan lantas menjawab, “Nggak ada, Mas.”
“Saya kangen sama buntut singkongnya, Pak. Dulu waktu
kecil, ketika ayah saya baru meninggal, tidak ada yang membiayai hidup saya.
Teman-teman saya mengejek saya karena tidak bisa beli jajanan. Tapi waktu itu,
Bapak selalu memberi buntut singkong goreng kepada saya, setiap kali saya main
di dekat gerobak bapak,” ujar pria muda itu.
Tukang gorengan terperangah. “Yang saya berikan dulu
kan cuma buntut singkong.. Kenapa kamu masih ingat saya?”
“Bapak tidak sekadar memberi buntut singkong, tapi
juga sudah memberikan kebahagiaan dan harapan buat saya. Saya mungkin tidak
bisa membalas budi baik Bapak. Tapi, saya ingin memberangkatkan Bapak ke Tanah
Suci. Semoga Bapak bahagia,” lanjut pria itu.
Si tukang singkong goreng hampir tidak percaya. Hanya
sebuah kebaikan/sedekah kecil tapi mendatangkan berkah yang begitu besar!
Selalu bersyukur & berbuat baik. Sekecil apa pun,
asal ikhlas dan tulus, pasti akan membuahkan kebahagiaan dan keberkahan.
Belajar Dari Merpati
- Merpati adalah burung yang tidak pernah mendua hati. Coba perhatikan, apakah ada merpati yang suka berganti pasangan? Jawabannya adalah “tidak”! Pasangannya cukup 1 seumur hidupnya.
- Merpati adalah burung yang tahu kemana dia harus pulang. Betapapun merpati terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang. Pernahkah ada merpati yang pulang ke rumah lain? Jawabannya adalah “tidak”!
- Merpati adalah burung yang romantis. Coba perhatikan ketika sang jantan bertalu-talu memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk malu. Pernahkah kita melihat mereka saling mencaci? Jawabannya, “tidak”!
- Burung merpati tahu bagaimana pentingnya bekerja sama. Coba perhatikan ketika mereka bekerja sama membuat sarang. Sang jantan dan betina saling silih berganti membawa ranting untuk sarang anak-anak mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga di luar kandang. Dan apabila sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami. Pernahkah kita melihat mereka saling melempar pekerjaannya? Jawabannya, “tidak”!
- Merpati adalah burung yang tidak mempunyai empedu, ia tidak menyimpan “kepahitan” sehingga tidak menyimpan dendam.
DIAMBIL DARI WWWINSPIRASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar